JAKARTA, 22 NOVEMBER 2024 — Subholding Upstream Pertamina melalui perusahaan afiliasinya, yaitu PHE ONWJ, Pertamina EP Donggi Matindok Field, Pertamina EP Papua Field dan PHE WMO, kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah global. Program Community Involvement & Development (CID) yang diusung empat afiliasi Subholding Upstream Pertamina mendapat penghargaan kategori Great Practice in The Best Parctice Award dalam GCSA 2024.
Empat program CSR Subholding Upstream Pertamina yang mendapatkan GCSA Award 2024 adalah program Peri Berdaya, program Jam Pasir, program Salt Centre Terintegrasi dan program Kokolomboi Lestari. Acara penganugerahan dilaksanakan pada 20 November 2024 di Grand Hotel Taipe, Taiwan.
Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi (PHE) Arya Dwi Paramita menuturkan, PHE sebagai Subholding Upstream Pertamina sangat mengapresiasi capaian yang diraih dalam mengimplementasikan program CID ini hingga mendapatkan penghargaan GCSA 2024. “Keikutsertaan pada ajang internasional ini merupakan salah satu upaya evaluasi dalam memastikan kualitas program-program CID unggulan SH Upstream Group dan kontribusinya terhadap keberlanjutan yang menjadi agenda global, bisnis perusahaan serta mendorong kemandirian Masyarakat, yang tentu saja mendukung implementasi ESG Perusahaan dan kontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujar Arya.
Program Air Bersih Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Peri Berdaya) merupakan program pemenuhan kebutuhan dasar air bersih untuk masyarakat prasejahtera di Distrik Klasefet dan Klamono, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Sebelum program, masyarakat memenuhi kebutuhan air bersih dari tampungan air hujan dan air sungai yang tidak layak dikonsumsi. Kini 1.808 kepala keluarga di dua distrik menikmati air bersih dan mampu menghemat pengeluaran untuk air bersih hingga 2,6 juta rupiah per KK per tahun.
Program Kokolomboi Lestari berlokasi di Desa Leme-Leme Darat, Kec. Bungko, Kab. Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah yang menyasar kaum rentan yakni masyarakat adat Togong Tanga. Komunitas ini mengalami keterbatasan akses terhadap sumber daya dan pemenuhan kebutuhan hidup. Seetelah berjalannya program, masyarakat Adat Togong-Tanga berhasil mengembangkan kawasan konservasi berbasis masyarakat lainnya di 6 Desa sekitar Kokolomboi melalui pelibatan 300 anggota dan memberikan peningkatan pendapatan sebesar Rp 1.445.000 – Rp 8.547.534/ bulan serta menjadi pioneer dan pendamping dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di kabupaten Bangga Kepulauan.
Salt Centre Terintegrasi menyasar kelompok rentan yakni petani garam konvensional di Desa Banyusangka, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan – Jawa Timur. Program ini menjawab permasalahan sulitnya meningkatkan kualitas NaCL dan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar lokal yang dihadapi petani garam. Melalui penerapan teknologi tepat guna dalam program ini, petani garam yang tergabung dalam BUMDes Wijaya Kusuma berhasil meningkatkan kualitas NaCl hingga 94,07% (di atas standart SNI) dan mampu meningkatkan kuantitas produksi garam mencapai lebih dari 54 ton. Tidak hanya itu, Salt Centre Teringrasi juga menciptakan multiplier effect dengan keterlibatan kaum perempuan dalam membuat olahan produk pangan dan non pangan berbahan dasar garam.
Jam Pasir atau Jaga Alam melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dilaksanakan di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kec. Cilamaya Kulon, Kab. Karawang. Program ini mengangkat inovasi APPOSTRAPS (Alat Peredam, Pemecah Ombak dan Sedimentasi Traps) berbahan dasar ban bekas yang dirakit untuk melindungi kawasan pemukiman nelayan dari abrasi. Selain itu, inovasi tersebut mampu mengembalikan lahan seluas 3,62 hektare yang sebelumnya hilang akibat abrasi. Lahan baru tersebut membentuk hutan mangrove yang kini menjadi kawasan ekowisata dan sumber matapencaharian baru bagi 25 UMKM istri nelayan, serta para nelayan ketika tidak melaut.
Global Corporate Social Responsibility Award (GCSA) adalah ajang penghargaan tahunan yang diselenggarakan oleh Taiwan Institute for Sustainable Energy (TAISE). Ajang ini memberikan penghargaan kepada pelaku usaha, organisasi, maupun individu yang telah mengimplementasikan berbagai inisiatif dan kegiatan yang berkontribusi mewujudkan keberlanjutan. Proses penjurian yang dilakukan GCSA berlangsung sangat ketat, dengan aspek penilaian yang mendetail terhadap program berkelanjutan dan dinilai oleh juri ahli dari berbagai negara. Terdapat 2 jenis penghargaan dalam ajang ini yakni Sustainability Reporting dan Best Parctice in Sustainability.
PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas yang sesuai dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). PHE telah terdaftar sebagai anggota United Nations Global Compact (UNGC) sejak Juni 2022 dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG.
Mendukung aspek Governance, PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan. Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandard ISO 37001:2016.
PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance.(rls)
Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.