SIAK-Menurut Keterangan Pemerhati Sejarah Siak Budi Rahmad Ramadhan mengatakan Makam Putri Kaca Mayang di di dekat Pertigaan Sungai Dusun DAS Gasip menggunakan nisan Aceh tipe – A. Yang berdekatan dengan cerobong Asap Milik PT KTU(Kimia Tirta Utama) Astra Group .
Dikatakan oleh Budi.Meskipun belum ditetapkan sebagai cagar budaya tetapi dari bentuk nisannya makam mempunyai nilai sejarah tinggi yang berkait erat dengan sejarah Kesultanan Melayu Aceh, Melaka, Johor & Siak Gasip (Siak Lama).
Dugaan kuat makam berkait erat dengan peristiwa Perdamaian 16 Oktober 1610 antara Sultan Johor Alaudin Riayat Syah dgn Portugis, yang terutama perdamaian itu atas usaha dan desakan dari saudara tirinya Raja di Siak, yang putrinya kawin dgn putra tertua Sultan Johor tgl 18 januari 1610. Raja Abdullah tdk setuju, tetapi tidak dapat hendak mencegahnya.
Perdamaian ini telah menimbulkan permusuhan dengan Sultan Aceh Sultan Iskandar Muda yang pada waktu itu sedang berperang dengan Portugis, dan merebut Johor pada 6 Juni 1613, Sultan bersama 3 atau 4 anak-anak raja, beserta beberapa pembesar Johor & beberapa org Belanda ditawan dan dibawa ke Aceh. Hal ini dikabarkan oleh A. Theunemans kepada pemerintah tinggi Hindia, karena Theunemans adalah kepala perdagangan disana.”tutur Budi
Tak lama sesudah itu Sultan Aceh mengizinkan Sultan Johor yang tertawan itu kembali ke Johor. Demikian menurut surat perdagangan-kepala Adr. Van Der Dussen, yang dikirim oleh Gubernur Jendral Pieter Both ke Johor, surat itu tertanggal 25 agustus 1614, dan Sultan kembali ke Batu Sawar, ia kembali beserta para pembesarnya diantar oleh Orang Besar Aceh Raja Lela Wangsa. Juga bergabung 3 galeij (kapal) Aceh dengan armada terdiri 20 kapal, yan dikirim oleh Sultan dari Johor ke Pahang, untuk menjemput putri dari Raja yg sudah meninggal dunia, yg telah dipertunangkan dgn putra Sultan Johor, tetapi tidak dibenarkan oleh pembesar Pahang untuk dibawa.
Ternyata syarat2 yang diajukan Sultan Aceh sewaktu membebaskan Raja Johor, tidak ditepatinya, yaitu membantu Aceh dalam peperangan dgn Portugis, oleh karena itu Aceh kembali menyerang Johor untuk kedua kalinya tahun 1615.”Papar Budi Rahmad Ramadhan(f)
Sumber: E. Netscher
DE NEDHERLANDERS IN DJOHOR EN SIAK 1602 tot 1865. BAB II JOHOR – SIAK (1611-1713) hal 42 dan seterusnya.
Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.