SIAK-Bupati Siak Alfedri menyerahkan potongan tumpeng kepada Datuk Wirakusuma Negeri yang juga selaku penghulu kampung Sungai Barbari, tahun ini gelar yang di sandangnya memasuki tahun kedua.
Alfedri yang hadir pada acara itu mengenakan baju melayu biru dan kain songket tenun Siak berwarna hitam, setibanya ia di tempat acara beliau di sambut meriah oleh ratusan warga Pusako.
Pada kesempatan itu ia menyampaikan, kegiatan yang baik ini perlu di pertahankan, mengingat globalisasi membuat generasi muda sekarang lupa dengan adat tradisi di Kampungnya.
“Melalui acara ini, kita harapkan adat melayu terus terjaga, generasi saat ini banyak yang tak tahu dengan adat dan teradisi di daerahnya. Saya bangga bisa hadir di sini, duduk baselo membicarakan bagaimana Melayu Siak ini ke depannya,” ungkap Bupati Alfedri dalam sambutannya,” jumat (18/9) petang itu.
Disebutkan Bupati, Siak The Trully Malay atau Siak merupakan Melayu yang sebenarnya karena negara-negara Melayu mengakui bahwa Melayu Siak merupakan Melayu tua dan mereka banyak belajar ke sini.
“Kita mempunyai visi untuk mengembangkan Siak sebagai pusat beradaban Melayu di Indonesia. Sehingga nantinya orang-orang yang akan mempelajari Budaya Melayu ya harus ke Siak,” jelas Bupati Alfdri.
Untuk meraih dan tetap mempertahankannya sedang diperjuangkan untuk menjadikan Siak sebagai Kota Warisan Budaya Dunia, menurut Bupati Alfedri perlu kerja sama
semua pihak.
Kita duduk baselo seperti ini langkah awal untuk mengajarkan kepada masyarakat bahwa kebersamaan dan terus berjuang untuk mendapatkannya sebagai Kota sebenar Melayu tidak cukup hanya slogan, tapi sebagai realita dan memang harus dipertahankan.
“Kita akan jadikan ini sebagai salah satu langkah kebangkitan Melayu Siak dimulai kampung dan kecamatan, setelah apa yang kita miliki saat ini untuk tetap dijaga,” ungkap Bupati Alfedri.
Sementara Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Siak, Wan Said mengatakan tentang gelar yang di dapat penghulu kampung Barbari Wira Kesuma Negeri jika di artikan wira bermakna (seorang pemimpin yang gagah) Kesuma bermakna (kesayangan).
Wan Said berharap penghulu jika menginginkan itu, tentu disesuaikan dengan tingkah laku, etika dan sejauh mana memperjuangkan masyarakat. Jangan belum lama menjadi penghulu sudah meminta gelar itu.
“Saya berharap pemberian gelar itu, dapat dilakukan setelah menjabat beberapa waktu. Sehingga akan terlihat pengabdiannya seperti apa, tidak asal tabal aja, tetapi sejauh mana masyarakat sayang padanya,” ungkap Wan Said.
Hadir padaacara itu, Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Siak, Wan Said, Ketua Dewan pengurus harian LAMR Siak Nazir Khatan, Camat Pusako, Babinkantibmas, tokoh adat, tokoh masyarakat serta ratusan masyarakat kacamatan Pusako.
Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.