Begini cara Siak tekan karlahut.


SIAK,Mandiripos.com-Kabupaten Siak merupakan salah satu daerah di Provinsi Riau yang menjadi sasaran restorasi gambut. Kondisi restorasi gambut dilakukan akibat turunnya muka air gambut sehingga perlu dilakukan pembuatan sekat kanal di tempat yang sering rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan. Hal itu disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesra, Budhi Yuwono, Jum’at (27/4/18)  diruang kerjanya.

 

 

 

“Sekat kanal dibuat bertujuan untuk menaikkan daya simpan (retensi) air pada badan kanal dan sekitarnya serta mencegah penurunan permukaan air di lahan gambut sehingga lahan gambut di sekitarnya tetap basah dan sulit terbakar,” ucap Budhi Yuwono.

 

 

 

Kata Budhi, diperlukan waktu yang cukup  lama untuk menaikkan kembali tinggi muka air. Karena itu, lahan-lahan gambut hendaknya mendapat perhatian khusus dan perlu dijaga karena berpotensi dapat terjadi kebakaran.

 

 

 

Untuk itu, lanjut dia, upaya pembangunan sekat kanal dilahan gambut sangat berpengaruh dalam mengantisipasi karhutla terlebih di musim kemarau, dari jumlah sekat kanal yang sudah dibangun di Kabupaten Siak ada sebanyak 246 unit yang diharapkan dapat membuat lahan-lahan gambut terjaga dan selalu dalam kondisi basah.

 

 

 

“Sekat kanal yang sudah dibangun tersebar di 67 kampung  yang rawan karhutla, fungsinya agar gambut terjaga dan selalu dalam kondisi basah,” jelasnya lagi.

 

 

 

Ia menuturkan, hasil review dan penelitian lembaga non pemerintah (NGO) Elang dan Windrock tahun 2017 terhadap program penyelematan gambut dan karhutla yang dilakukan oleh Pemkab Siak sudah dimulai sejak tahun 2014 – 2016, antara lain telah berhasil menurunkan deforestasi sebesar 5,8%, penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 18 mgt co dan penurunan lahan terbakar dari 644 kejadian menjadi 389 kejadian.

Baca Juga  Permasalahan Lahan Masyarakat Doral dan Perusahaan Komisi II Siap Menjembatani

 

 

 

Windrock yang bergerak di bidang penyelamatan lingkungan ini berkedudukan di Amerika Serikat menjalin kerjasama dengan Pacard Foundation guna melakukan penelitian terhadap upaya Kabupaten Siak untuk memulihkan kondisi ekosistem gambut.

 

 

 

Mantan Kabag Tata Pemerintahan ini menyebutkan, dari hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa hal yang paling berpengaruh terhadap pemulihan ekosistem gambut adalah pembuatan sekat kanal.

 

 

 

“Efektifitas pembangunan sekat kanal ini diakui sangat ekonomis dan mudah untuk diterapkan baik oleh perusahaan, dan masyarakat pemilik lahan gambut di Kabupaten Siak,” ucapnya.

 

 

 

Kabupaten Siak terus menggesa program-program yang relevan dengan pencapaian target sebagai kabupaten yang mendukung prinsip-prinsip ramah lingkungan. Ini dilakukan sejak dicanangkan sebagai kabupaten hijau.

 

 

 

Komitmen bersama Penghulu Dayun.

 

 

 

Salah satu kampung yang saat ini tengah giat ikut berpartisipasi mendukung program kabupaten hjau adalah kampung Dayun yang berada di Kecamatan Dayun. Kampung Dayun sendiri saat ini memiliki komitmen sebagai kampung yang ramah terhadap lingkungan dan perubahan iklim.

 

 

 

“Salah satu program tersebut adalah pemerintah kampung telah mengeluarkan peraturan yang melarang masyarakat membuka lahan kelapa sawit baru, dan peraturan Kamis Peduli Lingkungan disingkat kaplingan,”  ujar Penghulu Dayun, Nasya Nugrik.

 

 

 

Hal ini dilakukan, lanjutnya,  karena jumlah luasan kebun kelapa sawit di Dayun sudah sangat besar. Lebih kurang 70% perkebunan di Dayun merupakan kebun kelapa sawit. Kondisi ini dianggap sudah tidak ramah lingkungan, sehingga perlu dilakukan pembatasan agar jumlah kebun kelapa sawit tidak bertambah.

 

 

 

Disamping itu, komitmennya dalam upaya pencegahan dini karlahut sangat tinggi, dengan membuat Peraturan Kampung Pencegahan Karlahut, emudian didukung dari perangkat  masyarakat peduli api (MPA) yang benar-benar peduli.

Baca Juga  Farawell Parade Kapolres Siak dari AKBP Restika P Nainggolan SIK Kepada AKBP Barliansyah SIK

 

 

 

“Kami siap menjaga ekosistem gambut yang ada dengan membuat sekat kanal, baik bantuan dari badan restorasi gambut (BRG) maupun swadaya,” jelasnya.

 

 

 

Upaya ini dibantu oleh Windrock dan Elang, dengan membuat kegiatan Kampung proiklim. NGO tersebut memberikan  bantuan berupa alat pemantau cuaca dan ketinggian air. Alat tsrsebut dapat mengukur kedalaman gambut, posisi muka air tanah dan penurunan gambut.

 

 

 

Disamping itu pemerintah kampung juga mengedukasi masyarakat terkait pemanfaatan lahan gambut yang ramah lingkungan. Salah satu yang dilakukan adalah membangun suatu demonstration plot (Demplot) pertanian. Dengan cara membudidayakan berbagai jenis tanaman pertanian pada lahan yang sama.(rls)

Ayo Berikan Rating Terbaik pada tulisan ini 🙂

Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca