SIAK,Mandiripos.com – Berkat keteguhan dan kegigihannya, Ahmad 50 tahun warga Kampung Muara Bungkal Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Berhasil kembangkan usaha ternak sapinya dengan pola semi intensif. Dari hasil penjualan ternak ahmad mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.
Tergambar dari raut wajah Ahmad 50 tahun, yang sukses beternak sapi hingga ia bisa membiayai sekolah anak nya hingga ke perguruan tinggi. Sedangkan Ahmad hanya mengenyam pendidikan SD.
Ahmar 50 tahun warga Muara Bungkal Kecamatan Sungai Mandau itu menceritakan, dirinya pertama kali menerima bantuan dari pemerintah Kabupaten Siak pada tahun 2007. Sebanyak 3 ekor, 2 ekor sapi betina,1 ekor sapi jantan. Bantuan tersebut diberikan kepada masyarakat tidak mampu dengan program modal berhulir, di Kampung Muara ungkal.
“Saya sangat bersyukur mendapat bantuan sapi ini, karena dengan usaha ternak sapi ini, dapat menopang perekonomian keluarga. Dari hasil ternak sapi saya juga dapat menyekolahkan dua orang anak saya hingga perguruan tinggi, Tutur Ahmad.”
Suami dari Rodiah ini juga mengungkapkan, meski dirinya hanya berijazah SD, namun ia bertekat agar anak anaknya tidak bernasip sama seperti dirinya. Dengan berternak sapi ahmad mampu membiayayi pendidikan dua orang putrinya hingga perguruan tinggi.
“Meskipun saya hanya tamat sekolah tingkat SD, namun saya bersyukur karena kedua putri saya mengenyam bangku kuliah, dari hasil penjualan sapi ini lah mereka mampu saya biayayai hingga kuliah di Kota, Pungkasnya. ”
Salah seorang Dokter hewan yang memang ditugaskan di Desa Muara Bungkal Kecamatan Sungai Mandau Dokter Hewan Pinem mengatakan, Kecamatan Mandau sangat potensial sebagai daerah pengembangan ternak sapi, terutama penerapan sistem integrasi sapi dan kebun sawit. Karena di Mandau banyak perkebunana sawit warga.
“Kecamatan mandau banyak lahan dan perkebunan sawit masyarakat, yang bisa dijadikan media pengembangan ternak sapi baik jenis Cross juga jenis sapi bali, sedangkan pola peternakan yang di lakukan pak Ahmar adalah pola pemeliharaan ekstensif tradiaional pemeliharaan sapi di lapangan terbuka, sepertiny pola ini juga biasa di terapkan di kabupaten Siak, Terang Pinem. ”
Dijelaskan oleh Panen, dirinya sebagai Dokter hewan yang memang di tugaskan di Mandau, sering mengedukasi warga bagai mana pola pemeliharaan yang baik, dan sapi dalam jangka waktu di tentukan wajib bunting, serta warga dapat menjaga hewan peliharaan tetap sehat.
Ia mencontohkan Pak Ahmat yang selalu berdiskusi tentang kesehatan ternak kepadanya. Pola pemeliharaan sapi dilapangan terbuka, sebenarnya cukup mudah, namun sangat beresiko rentan terhadap penyakit, jika di pantau kesehatannya dengan rutin, seperti sapi peliharaan pak Ahmad pasti akan terjaga kesehatannya yang saat ini berkembang beranak pinak, Pungkas Pinem.”(rls)
Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.