SIAK,Mandiripos.com-Puluhan penggiat dan pemerhati lingkungan Rabu pagi (20/9/17), tampak berkumpul di Kantor Bupati Siak, tempat orang nomor satu Negeri Istana biasa berkantor. Kedatangan para aktivis yang biasa vokal dengan isu-isu lingkungan hidup itu, rupanya tak jauh-jauh dari predikat Kabupaten Hijau yang tengah disandang “The Truly Malay” saat ini. Tak tanggung-tanggung, para aktivis dan pemerhati lingkungan itu secara resmi mewakili jaringan 18 CSO (Civil Society Organization) untuk membahas sikap, terkait kebijakan pembangunan berbasis lingkungan yang diusung Pemerintah Kabupaten Siak.
Status Kabupaten Hijau itu memang jarang terdengar disandang Kabupaten dan Kota di Indonesia. Kabupaten Siak, menjadi daerah pertama yang dicanangkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, sempena puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Nasional Tahun 2016 yang lalu. Sejarah mencatat, “Pesta Anugerah Adipura” itu baru perdana dilaksanakan diluar Istana Negara, namun berpindah kedepan Istana Asserayah El Hasyimiyah di Siak Sri Indrapura, di bulan Juli tahun 2016 yang lalu.
Rombongan CSO ini rupanya berkumpul untuk menggelar rapat kerja dan kunjungan lapangan bersama perkumpulan Elang, salah satu CSO penggagas pertemuan. Mereka disambut Plt Asisten Bidang Pemerintahan L. Budhi Yuwono, Plt Asisten Bidang Pembangunan Syafrilenti, dan Kadis Pariwisata Fauzi Asni. Usai memperkenalkan diri berikut program kerja masing-masing, dari forum lintas CSO “Hijau” itu lahirlah dukungan bagi percepatan implementasi Kabupaten Siak Hijau, yang disebut “Sodagho Siak”, yang artinya saudara Siak dalam dialek melayu tempatan.
“Silahturrahmi kita melalui forum ini bagi kami merupakan bentuk apresiasi dan dukungan bagi terwujudnya Kabupaten Siak Hijau. Apalagi sebelumnya kami mendapat informasi bahwa bapak dan ibu juga melaksanakan pertemuan pendahuluan untuk merumuskan bentuk dukungan” kata Budhi Yuwono.
Sebut Budhi, isu lingkungan merupakan salah satu sektor yang mendapat perhatian besar dari kepala daerah. Beberapa waktu lalu, Negeri Istana sempat dilanda bencana Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) yang cukup parah. Namun berkat kerjakeras dan sinergi pemerintah daerah bersama masyarakat dan stakeholder, kata dia tahun ini kasus kejadian karlahut dapat ditekan dengan signifikan.
“Perhatian pak Bupati terhadap isu lingkungan sangat besar, bisa terlihat dari persiapan menjadi tuan rumah Hari Lingkungan Hidup Nasional dalam waktu kurang dari dua bulan. Namun berkat arahan langsung dari beliau, kegiatan HLH dapat berjalan sukses” sebutnya.
Plt Asisten Bidang Pembangunan Syafrilenti menambahkan, konsep Kabupaten Hijau merupakan bentuk respon atas kondisi lingkungan pasca Karlahut saat itu. Terlebih lagi sebut dia, zonasi gambut di Kabupaten Siak cukup luas, sehingga perlu keterpaduan kebijakan pembangunan agar pemanfaatannya terkendali dan tetap lestari.
“Komitmen Pemerintah Kabupaten Siak terhadap kelestarian lingkungan, turut didorong faktor beberapa kawasan konservasi yang masih didominasi hutan alam primer didalam wilayah, selain itu peran serta masyarakat dalam partisipasi perlindungan lingkungan masih cukup tinggi” sebutnya. Namun lanjut Syafrilenti, Pemkab Siak dalam upaya pemanfaatan Sumber Daya Alam yang ada sedapat mungkin tetap berorientasi peningkatan ekonomi masyarakat.
Susanto Kurniawan dari CSO Elang, salah seorang peserta rapat kerja bertema “Mewujudkan Kabupaten Hijau Dalam Pemanfaatan SDA dan Penlngkatan Ekonomi Masyarakat Lintas Generasi” itu mengaku kagum dengan komitmen Pemkab Siak dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Konsep Kabupaten Hijau ini, sangat menarik bagi kami lintas CSO yang bergerak di bidang lingkungan, untuk turut serta berpartisipasi didalamnya. Diforum ini kami berupaya memberikan kontribusi melalui diskusi bagi implementasi Kabupaten Hijau ini” kata Sonny, sambil berjanji akan melengkapi data awal yang dimiliki pemerintah kabupaten.
“Kami siap berkotribusi mewujudkan Kabupaten Hijau. Setelah konsep ini selesai didiskusikan, selanjutnya akan ada dokumen rencana aksi untuk selanjutnya kita realisasikan” sebutnya mewakili jaringan CSO peserta rapat kerja.
Beberapa CSO top ditingkat Nasional dan Provinsi Riau, plus Yayasan Lingkar Pesisir yang berkedudukan di Kabupaten Siak, turut serta ambil bagian dalam rapat kerja ini. Ke 17 CSO yang menyatakan komitmen dukungan Kabupaten Hijau itu diantaranya Elang, Jaringan masyarakat Gambut Riau (JMGR), Fitra Riau, Walhi Riau, Jikalahari, Yayasan Mitra Insani (YMI), Madani, Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Rainforest Alliance, Winrock, Conservation Strategy Fun, Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Word Resources Institute, Eco Nusantara dan Green Peace Indonesia.
Adapun misi yang diusung dalam rapat kerja lintas CSO itu ialah berupaya mewujudkan keseimbangan antara kebijakan pelestarian lingkungan dengan peningkatan ekonomi masyarakat tempatan. Selanjutnya, akan nada bentuk dukungan CSO bagi Kabupaten Siak dengan melaksanakan kegiatan sosial dengan sumber biaya non APBD dan non APBN.(rls)
Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.