Baganbatu — Aktifitas perparkiran di Baganbatu menuai kritikan pedas dari masyarakat, yang mana dalam pengelolaannya dinilai tidak profesional, carut-marut dan tidak jelasnya pertanggung jawaban terhadap kenderaan yang diparkir.
Hal ini seperti penuturan warga Baganbatu, Herianto kepada media ini, pada Selasa 23/6/2020, menurutnya pengelolaan parkir ini asal-asalan saja, tanpa penanganan yang profesional,
“kalau menurut saya parkir ini cuma mau ngutip uang saja dari mobil dan kereta (sepeda motor) yang berhenti di depan toko-toko ini, karena kalau misalnya ada kereta atau mobil yang rusak atau hilang di parkiran nggak akan mau bertanggung jawab mereka pasti buang badan, jadi gunanya kita bayar parkir itu apa? kita ini kan memarkirkan kenderaan di areal itu kan agar kenderaan kita aman, lalu kalau nggak ada pertanggung jawaban berarti kan cuma pungli saja parkir itu, lalu apa gunanya kita bayar parkir? toh keamanan kenderaan kita juga tidak terjamin, sia-sia dong kita bayar parkir, “ungkap Heri kesal.
Selain itu kata Herianto, ada beberapa petugas parkir yang sering memaksa saat meminta uang parkir,
“terkadang saya sering kesal juga sama juru parkir yang suka maksa-maksa minta uang parkir sampai marah-marah, padahal kita hanya berhenti sebentar tanpa turun dari kenderaan dan mereka tetap memaksa minta uang parkir, jadi sebagai warga saya minta kepada pemerintah agar parkir ini benar-benar dikelola secara profesional dan transparan, “katanya.
Senada disampaikan warga Bagan Batu lainnya, Irul yang menilai pengelola parkir semrawut dan main antam kromo,
“memang ada juga yang baik tukang parkir di sini tapi lebih banyak yang taunya cuma letakkan kardus di jok kereta (sepeda motor), dan pergi entah kemana tanpa menjaga kenderaan yang kita, kemudian saat kita hendak pergi dari tempat itu, tiba-tiba nongol minta uang parkir, pernah juga ada kereta yang hilang di parkiran, saat ditanya petugas parkir malah buang badan, lalu kalau dipikir-pikir apalah gunanya parkir di depan toko-toko itu kalau tidak ada pertanggungjawabannya, jadinya kita malas mau bayar parkir, “beber Irul.
Salah seorang petugas parkir yang enggan menyebutkan bahwa mereka terpaksa harus berusaha keras untuk kejar setoran, karena ada kewajiban yang tetap harus dipenuhi setiap harinya,
“kayak kami ini ya mau macam mana lagilah, tiap hari wajib setor sama orang yang dari kecamatan itu, mereka nggak mau tau ada atau tidak orang yang parkir, setiap hari kami harus bayar uang setoran / uang lapak, jadi ya terpaksa kami harus seperti ini, nggak ada pilihan, “ucapnya lirih. (Ind)
Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.