Selatpanjang,Mandiripos.com-Disore hari pertama tahun baru china (Imlek) 2569, masyarakat Selatpanjang dihebohkan dengan terjadinya aksi tembak menembak disetiap sudut kota, tua dan muda bahkan anak anak menjadi korban, Sabtu (17/2/2018).
Hati hati jika melewati jalan protokol Selatpanjang disore hari, bisa bisa anda menjadi sasaran tembak warga menggunakan senjata berbagai jenis, biasanya tak pandang bulu baik tua-muda, bahkan anak-anak tak luput menjadi korban. Ada yang berkeliling kota menggunakan becak motor dan ada juga yang menanti korbanya dipinggir-pinggir jalan protokol sambil menyandang senjata seperti jalan Ponegoro, Kartini, Imam Bonjol dan Teuku Umar.
Tak ayal lagi siapapun yang melewati jalan tersebut tak luput dari sasaran tembak warga yang ternyata tengah berperang satu sama lain. Dan ternyata kelompok warga maupun perorangan yang melakukan aksi itu sudah siap untuk ditembak dan menembak, hebatnya lagi tak ada dendam dalam aksi ini bahkan semakin seru aksi tembak-tembakan itu semakin semarak suasana dan kegembiraan jelas terpancar dari muka warga Selatpanjang khususnya warga Selatpanjang keturunan Tiong Hoa.
Jangan heran dulu…, cerita itu hanyalah ilustrasi perang-perangan air (Cian-Cui) yang sudah menjadi tradisi warga Tiong Hoa di Selatpanjang dalam merayakan perayaan Imlek sejak puluhan tahun lalu. Hebatnya lagi tradisi Cian Cui satu-satunya di Indonesia dan hanya ada dua di dunia yakni di Thailand, di Indonesia tradisi perang air ini terjadi di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Jika di Thailand hanya dilaksanakan satu hari, di Selatpanjang dilaksanakan selama satu minggu penuh sejak awal perayaan Imlek.
Cian-Cui dimulai pada sore hari tepatnya pukul 16.00 Wib, pada saat itu ribuan warga Tiong Hoa sudah mempersenjatai diri dengan senapan air berbagai jenis, termasuk yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa agar dapat menyemprotkan air sebanyak mungkin. Di pinggir jalan juga terlihat ember ember besar berisi air sudah dipersiapkan pula oleh sekelompok warga untuk menyiram setiap orang yang melewati mereka. Aksi tembak menembak dan siram siraman airpun terjadi, tak peduli tua muda bahkan anak-anak dengan penuh semangat terlibat dalam perang-perangan air ini. Meskipun badan telah basah kuyup dan kulit wajah memerah kepedihan terkena siraman air namun hati tetap gembira.
Demi keamanan dan kebersihan Pemda Meranti sendiri, telah memfasilitasi pasokan air bersih untuk amunisi perang air tersebut, bahkan telah pula mengeluarkan pemberitahuan dan peringatan kepada warga yang melakukan Cian Cui untuk menggunakan amunisi air bersih dan larangan menggunakan air kotor agar tidak terkena penyakit kulit.
Setiap tahunnya, warga keturunan Tiong Hoa dari berbagai daerah di Indonesia bahkan manca negara berbondong bondong mendatangani Kota Selatpanjang untuk mengikuti Cian-Cui atau hanya sekedar untuk menyaksikan ivent terunik di dunia ini. Biasanya para wisatawan yang sudah pernah mengikuti perang air di Selatpanjang tak akan melewati ivent ini ditahun tahun berikutnya. (Ari)
Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.