RANGSANG.MANDIRIPOS.COM Sungguh malang nasib yang menimpa tujuh (7) orang crew asal Tanjung Balai Karimun, berhari hari terdampar diperairan Desa Bina Sempian Kecamatan Ransang Pesisir Kabupaten Kepulauan Meranti Riau.
Kapal yang diketahui Milik PT. Sandico Ocean Line ( SOL ) diperkirakan sudah terdampar lebih kurang satu minggu lalu hingga saat ini belum bisa melakukan olah gerak dikarenakan badan kapal kandas di bibir pantai, Ahad 11/02/2018.
Menurut informasi yang di himpun media di Lapangan. Kapal Tagboat dan kapal Tongkang Angkutan Material tanah rute Tanjung Balai Karimun,Tanjung Batu dan Rupat itu terdampar disebabkan kehabisan bahan bakar minyak (BBM) akhirnya terdampar 04/02/2018 minggu lalu.
Dari keterangan (Edi) salah seorang nelayan desa sekitar tersebut, mengatakan bahwa kapal tersebut sudah nampak sekitar seminggu belakangan ini “kami kira itu kapal mau masukkan muatan di sekitar sini, tetapi setelah beberapa hari kami coba menghampiri dan ABK kapal tersbut bilang bahwa kapal mereka kandas karena kehabisan minyak,” ungkapnya.
Dari hasil pantauan langsung di lapangan sangatlah mengejutkan, dari tujuh orang jumlah crew kapal tersebut sekarang hanya tinggal lima dikarenakan dua orang crew lainnya nekat terjun ke laut dan meniti hutan Mangrove untuk pulang, yang parahnya lagi kondisi kapal Tagbot sangat mencemaskan dan mengkhawatirkan, betapa tidak peralatan kapal banyak ditemukan rusak parah, Seperti safety equitmenti nya semua sudah pada kadaluarsa seperti: PARABCHUTE SIGNAL, RED HAND FLARE,SMOKE SIGNAL DAN LIFE BOUY udah pada pecah, parahnya lagi dengan kondisi kapal yang dinilai sangat tidak layak di jalankan tetapi bisa diberikan izin berlayar oleh Syahbandar Tanjung Balai Karimun.
Diketahui Tagboat “Buana Power 5” GT.65 No 3370/PPM No 2971/L tersebut kondisinya banyak yang tidak sesuai dengan prosedur pelayaran, seperti Jangkar karatan tidak ada dan tidak berfungsi, racin api juga tidak memiliki lebel, kemudian Expiry Date atau pemancar sinar pada tahun 2016 yang juga sudah kadarwasa dan daftar pasang surut atau Tide Tables pada tahun 2014 silam.
Sementara itu salah seorang crew kapal yang tak mau disebut namanya mengatakan “Kejadian ini jelas-jelas kesalahan Perusahaan, dimana kapal kami ini mempunyai rute dari Tanjing Balai, Tanjung Batu dengan membawa tongkang, terus disana kami loading muatan tanah merah untuk di antarkan ke Rapat, awalnya saya dikonfirmasi Perusahaan untuk Banker BBM kapal sebanyak 9 Ton, ternyata hanya di isi 5 Ton. Kalau ke rupat kita memang sampai, tetapi waktu arah balik ke Tanjung Balai minggu (04/02/2018) kami kehabisan BBM disekitar Tanjung Sekda. Kami sempat kehabisan makanan dikarenakan stok waktu itu hanya cukup untuk tiga hari, tapi sekarang bantuan makanan dan BBM sudah ada, diantar sama kapal perusahaan juga,” ujarnya.
“Untuk selanjutnya kami hanya menunggu izin berlayar yang dikeluarkan syahbandar di selatpanjang dan sampai saat ini pun belum ada agen yang datang, saat ini kami juga menunggu air laut pasang tinggi, sementara itu kondisi tongkang jauh bersandar kedalam hutan Mangrove di Desa Kedabu Rapat,” tambah crew kapal yang tidak mau disebutkan namanya. (rls/ari)
Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.