Pekanbaru – Beredar kabar di tengah-tengah masyarakat Riau khususnya warga yang berdomisili di sekitar daerah operasional migas Pertamina Hulu Rokan (PHR). Bahwa akan ada aksi demo besar-besaran oleh sejumlah masyarakat yang mengatasnamakan Penggawa Adat Melayu Riau Wilayah satu Duri Bengkalis.
Terpantau sejumlah tamu yang masuk mengarah ke halaman Gedung LAMR Riau di Jl. Diponegoro Pekanbaru, pada hari Kamis tanggal 24 Februari 2022. Terlihat mereka menggunakan kendaraan roda 4 minibus yang membawa tamu rombongan berbaju berseragam warna hitam ciri khas Penggawa Melayu Riau bergegas langsung memasuki ruang pertemuan LAMR Riau.
Berselang lebih kurang 2 jam lamanya, terlihat rombongan tamu tersebut membubarkan diri karena sudah memasuki waktunya shalat zuhur. Melihat kesempatan tersebut, oleh media ini mencoba menghampirinya, untuk mencari tau kebenaran kabar yang beredar tentang adanya issue demo besar-besaran yang akan di gelar di setiap gate pintu masuk ke ladang migas yang ada di Riau ini.
Panglima Muda Datuk Joko Fiknizal Ketua Penggawa Adat Melayu Riau Devisi Satu Kabupaten Bengkalis Kota Duri, yang diwakili oleh Datuk Sultan Syaparuddin Sape sebagai Timbalan Koordinator Adat, yang di dampingi oleh Datuk Syafril Timbalan Penggawa Adat dan Datuk Amir Muthalib Timbalan Devisi Hukum Penggawa Adat Melayu Riau menyampaikan,”ya seperti anda lihat sekarang ini di Gedung LAMR Riau lah, sejumlah para datuk-datuk dari pimpinan sembilan pucuk suku ninik mamak anak kemanakan melayu, ada utusan dari Kampar yang diwakili oleh Datuk Nopriman, dari Rohul Datuk Holman, dari Rohil Datuk Alpian, dari DURI Mandau Bengkalis Datuk Suardi dan Datuk Darmawan serta dari Kabupaten Siak juga dari kota Dumai hadir juga perwakilan utusan Kabupaten Pelalawan.
Penggawa Adat Melayu Riau yang hadir dari delapan Kabupaten/Kota se Provinsi Riau pada kesempatan dalam pertemuan di gedung LAMR Riau ini, kehadiran kami disini untuk menangih janji-janji yang pernah di lontarkan Pemerintah dan Pertamina Hulu Rokan (PHR), menyangkut MoU pengelolaan blok Migas, dan karena adanya indikasi kami merasa di bohongi oleh janji-janji tersebut, maka kami hadir di LAMR Riau ini juga sekaligus ingin meminta tunjuk ajar dari para petinggi-petinggi kami di LAMR Riau.
Menyangkut pertanyaan anda dengan issue yang beredar di tengah-tengah masyarakat,” bahwa akan ada aksi demo besar-besaran di seluruh gate ladang minyak dan gas bumi yang ada di Riau, hal itu belum tentu terjadi dan belum tentu akan kami lakukan, karena kita masih sangat menjunjung tinggi yang nama adat istiadat Melayu Riau, tentu harus kami kedepankan dengan cara-cara yang sopan sesuai sebagai pemangku adat Melayu, namun jika janji-janji yang pernah di utarakan oleh pemerintah dan PHR menyangkut pengelolaan blok migas ini, yang lebih kurang sudah delapan bulan yang lalu tidak di tepati atau di ingkarinya, namun perlu kami garis bawahi, bahwa apabila PHR sudah tidak menghargai lagi keberadaannya LAMR Riau, apabila PHR tidak lagi menganggap adanya keberadaan masyarakat adat Riau, maka hal itu juga tidak tertutup kemungkinan akan terjadi aksi seperti yang telah di-issue-kan di tengah-tengah masyarakat, inilah guna tujuannya kami bersilaturrahmi ke LAMR Riau untuk meminta petunjuk dan arahannya serta perintah kepada Penggawa Adat Melayu Riau, lebih baik mati berkalang tanah, dari pada hidup bercermin bangkai,”akhiri sape panggilan akrabnya.(rilis)
Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.