Tomas Pertanyakan Tidak Berfungsinya Sumur Bor di Hutan GSK


Talang Muandau – Puluhan sumur bor yang dibuat oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) beberapa tahun lalu yang berada dihutan Giam Siak Kecil (GSK) atau yang lebih dikenal dengan hutan Biosfer yang berada didesa Tasik Serai Kecamatan Talang Muandau Kabupaten Bengkalis yang tidak berfungsi.

Hal tersebut diketahui saat beberapa tim yang tergabung melakukan pemadaman Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) yang sudah terjadi beberapa pekan lalu di wilayah itu. Bukan itu saja, dari pantauan dilokasi pada Selasa (3/3/2021), sumur-sumur bor yang dibuat oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) dari BRG yang menelan anggaran APBN ratusan juta rupiah teresebut, sama sekali tidak berfungsi.

Sementara pemerintah membuat sumur bor dihutan GSK itu, dipercaya sebagai langkah pencegahan dan penanggulangan karhutla. Pasalnya langkah tersebut bisa menjadi cara paling efesien untuk mendekatkan sumber air kelokasi rawan kebakaran. Namun apa yang terjadi beda dengan apa yang diharapkan.

Parahnya lagi, disejumlah sumur bor tersebut dikelilingi semak rumput yang lebat. Hal itu menandakan bahwa tidak adanya pemeliharaan atau perawatan terhadap puluhan sumur bor tersebut pasca dibuat.

“Tujuan dibuatnya sumur bor itu sangat bagus, terlebih daerah ini rawan terjadi karhutla. Tapi apa jadinya kalau sumur bor tersebut tidak bisa difungsikan. Kan percuma saja itu dibangun jika akhirnya tak difungsikan dan dirawat dengan baik sebagaimana mestinya,” ujar salah satu Warsimin yang merupakan tokoh masyarakat (Tomas) di desa tersebut kepada wartawan.

Ditambah Warsimin lagi, di setiap sumur bor tidak terlihat mesin penghisap / penyedot air dari sumur bor yang saat itu dibutuhkan untuk melakukan pemadaman Karhutla yang telah menghanguskan ratusan hektar di daerah itu.

Baca Juga  Untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2020: Ketua KPU Kabupaten Bengkalis Lantik 55 Panitia Pemilihan Kecamatan

“Apa tidak ada pemeliharaan atau perawatan terhadap puluhan sumur bor pasca dibuat, apakah pokmasnya tidak berfungsi lagi, atau pertanggungjawabannya sampai selesai dibuat saja. Kan sayang, sementara pembuatan sumur bor tersebut menggunakan anggaran pemerintah,”tambahnya lagi.

Saat disinggung siapa pengurus atau Ketua Pokmas pembuatan sumur bor yang berada dilokasi GSK tersebut, Warsimin tidak mengetahuinya,

“Coba komfirmasi kepihak BRG saja, soalnya saya tidak tau,”pungkasnya.

Diketahui, berdasarkan informasi yang didapat bahwa yang membangun sumur-sumur bor tersebut adalah Badan Restorasi Gambut (BRG) wilayah Riau. Dimana saat itu, dibangun tahun 2018 sebanyak 50 unit sumur bor.(BN)

Ayo Berikan Rating Terbaik pada tulisan ini 🙂

Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca