ROHIL,MANDIRIPOS.COM-Mengembangkan bisnis tanaman holtikultura tidak terlepas dari peran serta keseriusan petani dalam mengelola bisnis tanaman sayur mayur tersebut. Hortikultura
(horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Namun demikian
hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun dan digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan.
Sedangkan bidang kerja hortikultura sendiri meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi.
Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern. Seperti dalam kunjungan Bupati Rohil, H Suyatno, Kemarin, di Kepenghuluan Bantaian Hilir, Kecamatan
Batu Hampar, Kabupaten Rokan Hilir, Propinsi Riau. Dirinya menyampaikan apresiasi kerja keras para petani khususnya Kelompok Tani Tunas Mandiri yang telah berupaya
mengembangkan tanaman holtikultura.
Para petaninya dinilai berhasil dalam memanfaatkan areal pertanianya untuk tanaman melon, bawang merah, jagung, pare, jambu madu, sayur kol, gambas, cabai dan tanaman
lainnya. “Jujur saya merasa kagum melihat berbagai tanaman yang tumbuh subur di Sungai Sialang, Kepenghuluan Bantaian Hilir. Ini tentunya tidak terlepas bimbingan dari
kepala dinas, PPL, dan Babinsa setempat untuk mengembangkan tanaman holtikultura,” sebut bupati didampingi Kadis Ketahanan Pangan Rohil Isa Ahmadi.
Isa Ahmadi, menambahkan hortikultura memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran (olerikultura),
tanaman obat-obatan (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel atau mudah rusak karena segar.
Bupati Suyatno juga menginginkan supaya petani lebih serius lagi dalam mengembangkan budidaya tumbuhan sayur mayur dan buah-buahan tersebut. Ia meminta kepada kelompok
tani untuk mengundang pemerintah daerah khusus dirinya jika akan melaksanakan panen raya nantinya. “Nanti saya akan ajak ibu PKK dan instansi yang terkait, untuk panen
raya,” katanya.
Kencur Tanaman Kualitas Ekspor
Pada kesempatan lain, Bupati H Suyatno, beserta rombongan berkesempatan mengunjungi areal petanian kebun kencur milik warga di Desa Sungai Nyamuk, Kecamatan Sinaboi.
Sebab, tanaman kencur tersebut diniali memiliki daya tarik sebagi tanaman komoditi lokal serta menjadi tanaman yang menjanjikan selain padi dan kelapa sawit.
Kedatangan bupati disambut Camat Sinaboi Hasyim, beserta para datuk penghulu Raja Bejamu dan Sungai Nyamuk. Dilokasi, bupati beserta rombongan langsung melihat areal
pertanian kencur yang tumbuh subur. Dirinya menilai para petani khususnya di Kecamatan Sinaboi sangat kreatif dalam mengembangan areal pertanian yang ada. Selain itu,
petani mampu melihat peluang bisnis pertanian yang menjanjikan sebagai menambah pendapatan.
“Saya pribadi sangat bangga memiliki petani yang kreatif, apalagi bisa memanfaatkan peluang bisnis pertanian ini sebagai modal atau pendapatan tambahan. Bayangkan
saja, jika di Rohil petani kreatif seperti ini, Insya Allah jika seperti ini masyarakat Rohil akan bertambah makmur dan sejahtera dan akan kita tindak lanjuti tanaman
kencur ini,” katanya disela peninjauan.
Masih dalam konteks yang sama, Camat Sinaboi Hasyim, mengatakan tanaman kencur ini sangat menjanjikan dan mempunyai nilai jual yang sangat tinggi dan ke depannya perlu
dibudidayakan karena tidak sulit untuk menanamnya. Kencur sendiri sering dijadikan tanaman obat, selain memiliki harga jual yang lumayan tinggi di pasaran dan tidak
memerlukan lahan yang luas untuk menanamnya.
“Bayangkan saja dengan luas tanah cukup ukuran 30 x 30 M persegi, dengan masa waktu tanam selama 9 bulan sudah bisa dipanen. Dan jika menanamnya maksimal akan
menghasilkan 1 ton tanaman kencur siap jual. Bisa dibayangkan dengan harga jual 1 kg kencur saat ini sebesar Rp29.000 jika dikalikan 1 ton/1000 Kg x Rp29.000 ribu sama
dengan Rp29.000.000 sekali panen,” terangnya.
Disamping itu, Hasyim juga menyambut baik kedatangan rombongan bupati beserta instansi terkait yang sudah menunjau langskung kondisi areal tanaman kencur milik warga
di Desa Sungai Nyamuk Kecamatan Sinaboi. “Kami atas nama masyarakat Sinaboi mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati yang melihat langsung tanaman kencur milik
warga ini,” katanya.
Masih katanya, untuk bibit awal tanaman kencur ini, dapat dibeli di toko pertanian. Namun, setelah ditanam bibit kencur ini bisa dibudidayakan, sebab tanaman ini
sebelum panen sudah ada tunas untuk ditanam pasca panen. Ia juga mengajak masyarakat untuk mengambil peluang ini dengan menanam kencur. “Ayo kita menanam kencur untuk
menambah pendapatan keluarga,” pintanya.
Mudahkan Petani
Upaya merealisasikan pengembangan usaha bisnis tanaman tersebut, melalui perpanjangan tangan pemerintah pusat maka pemerintah daerah Kabupaten Rohil melalui Dinas
pertanian dan tanaman pangan memberikan bantuan 10 unit alat perontok padi (power tresor) bantuan dari pusat untuk sepuluh kelompok tani di Rokan Hilir. Alat tersebut
guna memudahkan para petani dalam meningkatkan produksi pertanian.
Bantuan yang diserahkan langsung Bupati Suyatno turut dihadiri Kepala Dinas Ketahanan Pangan Holtikultura Provinsi Riau, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Rohil, Isa
Ahmadi.
Bupati mengatakan bahwa bantuan ini salah satu bentuk kepedulian pemerintah kepada petani Rokan Hilir. Diharpkan dengan adanya alat tersebut dapat memudahkan pekerjaan
para petani pasca panen.”Petani tidak repot lagi menghempas padi, cukup memasukkan padi yang sudah diarit ke dalam mesin dan menghasilkan gabah besih,” sebutnya.
Dirinya mengharapkan kepada kelompok penerima bantuan untuk dapat menjaga dan merawat alat tersebut dengan baik, untuk kepentingan kelompok dan masyarakat pada
umumnya.
Pada kesempatan sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Rohil, Isa ahmadi menjelaskan, 10 unit alat perontok padi diberikan kepada sepuluh kelompok tani tersebar di empat
kecamatan di Rohil yakni Kecamatan Rimba Melintang, Sinaboi, dan Kecamatan pekaitan.
“Dengan adanya alat perontok padi, petani tidak lagi bersusah payah, dapat menghemat waktu, efektif, dan efesien. Selain itu, melalui program serasi untuk tanaman padi
di Rokan Hilir saat ini dari IP seratus meningkat menjadi IP dua ratus.” harapnya.(adv/humas)
Eksplorasi konten lain dari Berita Informasi Terupdate, Teraktual dan Terkini Indonesia
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.